A. Kondisi
Fisiografis Provinsi Maluku
1.
Batas dan Luas Wilayah Provinsi Maluku
Gambar 1.Provinsi Maluku
(Sumber: https://sujarman81.files.wordpress.com/2011/08/maluku1.jpg)
Provinsi Maluku adalah salah satu dari 35 provinsi yang ada di Indonesia, terletak di sebelah timur dengan
ibukotanya adalah Ambon. Secara astronomis Provinsi Maluku berada pada
3°LU-3°LS dan 124°BT-129°BT. Pada tahun 1999, sebagian wilayah Provinsi Maluku
dimekarkan menjadi Provinsi Maluku Utara, dengan ibukota di Sofifi. Provinsi
Maluku terdiri atas gugusan kepulauan yang dikenal dengan Kepulauan Maluku.
Luas Wilayah Provinsi Maluku secara keseluruhan adalah 581,376 Km2
dan luas daratan 54,185 Km2. Dengan kata lain, wilayah Provinsi
Maluku sekitar 90% laut dan 10% darat. Provinsi Maluku merupakan daerah
kepulauan yang terdiri dari 637 pulau dan dari jumlah pulau tersebut terdapat
pulau-pulau yang tergolong pulau-pulau besar.
a.
Sebelah utara :
Laut Seram dan Provinsi Maluku Utara
b.
Sebelah timur:
Irian Jaya
c.
Sebelah
selatan: Timor Leste dan laut Timor
d.
Sebelah barat:
Laut Sulawesi dan Sulawesi Tenggara
2.
Keadaan Iklim dan
Cuaca
Provinsi Maluku mengenal 2 musim
yakni : musim barat atau utara dan tenggara atau timur yang di selingi oleh dua
macam pancaroba yang merupakan transisi kedua musim tersebut. Musim barat di
Maluku berlangsung dari bulan Desember sampai bulan Maret, sedangkan bulan
April adalah masa transisi ke musim tenggara. Musim tenggara berlaku rata-rata
6 bulan berawal dari bulan Mei dan berakhir pada bulan Oktober. Masa transisi
ke musim barat adalah pada bulan November. Keadaan musim tidak homogen dalam
arti setiap musim berlaku di daerah ini memberikan pengaruh yang berbeda-beda
pada daratan maupun lautannya. Temperatur rata-rata 26,2 C (di Maluku Tenggara
terutama pada musim hujan). Berdasarkan klasifikasi Koppen, iklim di Maluku
tergolong type Alpa, dan hanya sebagian kecil yang tergolong type Ae, seperti
daerah-daerah Obi, Tual dan Dobo. Sedangkan berdasarkan klasifikasi Schmid
Ferguson, iklim di Maluku tergolong tipe A dan B dan hanya sebagian kecil saja
tergolong tipe C seperti Daerah Tual ( Maluku Tenggara ).
Keadaan curah hujan di Maluku dapat dibagi 4 kategori :
a.
Curah hujan 1.000 mm/tahun,terjadi di Pulau
Wetar dan sekitarnya.
b.
Curah
hujan antara 1.000 - 2.000 mm / tahun, terjadi di Pulau Babar, Pulau Tanibar, Pulau
Aru dan sebagian Pulau Buru, Kepulauan Sula, Bacan dan sekitar Pulau Tobelo.
c.
Curah
hujan antara 2.000 - 3.000 mm / tahun, terjadi di Pulau Seram, Gorom, Obi,
Morotai dan Kei Kecil.
d.
Curah
hujan lebih dari 3.000 mm / tahun terdapat di Pulau Lease, Pulau Kei kecil, Pulau
Ambon dan Kao.
3.
Topografi
Keadaan
topografi di Provinsi Maluku secara umum
berbukit-bukit sepanjang garis
pantai menuju dataran tinggi, karakteristik wilayah ini dipengaruhi oleh
adanya pertemuan dua buah lempeng bumi
yang disebut dengan Sirkum Pasifik dan Mediterania. Karakteristik tersebut
menjadikan wilayah ini hampir 70 persen terdiri dari dataran tinggi dengan
ketinggian yang bervariasi. Daratan Provinsi Maluku tidak terlepas dari gugusan
gunung yang terdapat hampir di seluruh kabupaten/ kota, yang berjumlah empat
gunung. Gunung yang tertinggi yaitu Gunung Binaya dengan ketinggian 3.055 m,
terletak di Pulau Seram, Kabupaten Maluku Tengah. Gunung lainnya adalah
Salahutu di Pulau Ambon, Gunung Api di Pulau Banda, dan Gunung Kapala Madan di
Pulau Buru.
4.
Bentangan Alam
Provinsi Maluku
a.
Gunung dan
Pegunungan
i.
Gunung Binaia
Gambar 2.Gunung Binaia
(Sumber: https://id.wikipedia.org/wiki/Gunung_Binaia)
Gunung
Binaia atau Binaiya atau Binaija adalah sebuah gunung
yang terletak di Pulau
Seram, Maluku
di negara Indonesia.
Gunung Binaiya merupakan gunung tertinggi di Provinsi Maluku dengan
ketinggian 3.055 meter
di atas permukaan laut (mdpl)
masuk ke dalam wilayah Kabupaten Maluku
Tengah. Provinsi Maluku. Gunung ini membentang
di Pulau Seram dan masuk ke dalam lingkup Taman Nasional Manusela
yang mempunyai luas 189.000 hektar,
atau sekitar 20% wilayah Pulau Seram. Gunung Binaiya juga dikenal dengan nama
'Mutiara Nusa Ina'. Gunung Binaia memiliki rata-rata curah hujan 2.000 mm/
tahun dengan musim hujan antara bulan november dan april
ii.
Gunung Kalamadan
Gambar 3.Gunung Kalamadan
(sumber: http://nusantaramont.yu.tl/files/gunc39angkepalamadan.jpg)
Gunung Kapalamadan adalah sebuah gunung
yang terletak di Pulau Buru, tepatnya di Kecamatan Kepala
Madan, Kabupaten
Buru Selatan,
Provinsi Maluku dengan ketinggian 2.729 mdpl.
iii.
Gunung Sahuwai
Gambar 4.Gunung Sahuwai
(Sumber: http://epictio.com/wp-content/uploads/2016/01/Gunung-Sahuwai.jpg)
Gunung Sahuwai adalah sebuah
gunung yang terletak di Pulau Seram, tepatnya di Kecamatan Seram Barat, Kabupaten Seram Bagian Barat, Provinsi Maluku. Memikili ketinggian 1.006 mdpl. Kawasan hutan Gunung Sahuwai ditetapkan
sebagai kawasan konservasi dengan status sebagai Kawasan Suaka Alam berdasarkan
Surat Keputusan Menteri Kehutanan Nomor : 805/Kpts-II/1993 tanggal 30
Nopember 1993, dengan luas sekitar 18.620 ha. Beberapa kondisi sumberdaya alam
yang merupakan potensi Suaka Alam Gunung Sahuwai, antara lain:
·
Memiliki jenis tumbuhan dari tipe vegetasi hutan dataran
rendah dan hutan musim, antara lain seperti Kayu Linggua (Pterocarpus indicus),
Damar (Agathis sp.), Kenari (Canarium sp.), Gofasa (Vitex coffasus), Kayu Besi
(Intsia spp.), Anggrek Alam (Dendrobium spp., Calanthe spp.) dan berbagai jenis
Palma.
·
Memiliki berbagai jenis satwa liar endemik Pulau Seram
seperti Kuskus (Phalanger spp.), Kakatua Seram (Cacatua molucensis), Nuri
Kepala Hitam (Lorius domicelus), Perkicit Hijau (Trichoglosus haematodus),
Kesturi Merah (Eos bornea), Kasuari (Casuarius casuarius), Rusa (Cervus sp.),
Babi Hutan (Sus scrova) dan berbagai jenis Kupu-kupu.
b.
Sungai
Secara spesifik pulau-pulau yang ada di wilayah Maluku merupakan
pulau-pulau yang mengelompok secara bersama dan memiliki karateristik yang
heterogen. Karakter yang saling berbeda antara satu pulau dengan pulau lainnya
disebabkan oleh perbedaan aspek geografis, fisik, iklim, sosial, budaya, dan
etnis serta tahapan perkembangan ekonomi wilayahnya. Sungai-sungai besar yang
terdapat di Maluku antara lain: sungai Apu, Masiulang, Ruata, Sapalewa, dan
Sapolewa. Adapun danau sebanyak sebelas danau yaitu danau Tihu (Maluku Tenggara
Barat), danau Abiel, Ngilngof, Fan, Ohoillim (Maluku Tenggara), danau Tihu,
Telaga Raja, Tihu Suli, Kaitetu (Maluku Tengah), danau Rana (Buru), dan danau
Laha (Ambon).
Gambar 5. Danau Rana di Pulau
Buru
5.
Flora dan Fauna
Di Maluku terdapat dua formasi hutan yaitu hutan tropika basah selalu hijau
dan hutan musim. Pada hutan musim di Maluku diperkirakan terdapat 30 – 80
species per hektar, sementara pada hutan hujan tropika basah selalu hijau
terdapat 210 – 356 species per hektar (tergantung pada habitat). Di samping
flora berkayu jenis komersial sebagaimana telah diuraikan sebelumnya, jenis
flora lain yang terdapat di Maluku adalah kayu marsegu (Neucleaorientalis
croton), salimuli (Cordia subcordata), gumira pantai (Premna corymbosa),
sayur putih (Pisonia alba), kayu mata ikan (Hernandia peltata),
hutung (Baringtonia asiatica), beringin (Ficus benjamina), dadap
(Erythrina variegata) cemara laut (Casuarina sp) bakau (Rhizopora
sp) kira-kira (Xylocarpus granatum), kayu cina (Casuarina
sumatrana), gaharu (Aquilaria filaria dan Aquilaria gyrinops
verstegii), rotan (Metroxylon sp), kayu putih (Melaleuca
leucadendron), pala (Myristica fragrans), anggrek alam (Dendrobium
spp, Calanthe spp), anggrek Larat (Dendrobium palaennopsis),
jenis palma, akasia (Acacia sp), lamun dan rumput laut, waru laut (Hibiscus
tiliaceus), pandan laut (Pandanus sp) bakung laut (Crinum
asiaticum), kayu tongke (Bruguiera gymnrhiza), kayu nani (Merosidoros
sp), dan sagu (Metroxylon sp).
Gambar 6. Anggrek Larat (Dendrobium phalaenopsis),
flora asli Maluku
(Sumber: 33provinsi-profilkehutanan.pdf)
Adapun jenis fauna diantaranya fauna perairan seperti ikan puri (Stolephorus
sp), momar (Decapterus sp), komu (Auxis thzard), lema (Rastreliger
kanagurta), jenis-jenis lolasi (caesionidae), moluska seperti kima (Tridacnidae
sp), bia jalang (Strombus luhuanus), lola (Trochus niloticus),
bia kambing (Lambis sp), bia gengge (Nautilus pompilius), ketam
kelapa (Birgus latro) dan jenis lain dari Cypreanidae, Strombidae, dan
Connidae.
Jenis-jenis
burung sepertiburung Pombo (Ducula bicolor), perkici Buru (Charmosyna
toxopei), kring-kring Buru (Prioniturus mada), elang laut perut
putih (Heliaectus leucogaster), angsa batu berkaki merah (Sula sula)
pelikan (Pelicanus sp), belibis (Anus sp), raja udang (Halcyon
sancta), raja udang hutan (Halcyon macleayii), elang (Spiezaetus
sp), burung gosong (Megaphodius reinwardtii), kakatua Seram (Cacatua
molucensis), nuri kepala hitam (Lorius domicelus), perkicit
hijau (Trichoglosus sp), kesturi merah (Eos borneo), kasuari (Casuarius
casuarius), perkicit pelangi (Trichoglosus haematodus), perkicit
pipi merah (Charmosyina placentis), nuri Kei Kecil (Micropsitta sp),
kakatua raja (Probosciger sp), kakatua jambul kuning (Cacatua
galerita eleonor), cendrawasih kuning kecil (Paradisaea minor), nuri
kepala hitam (Lorius domichella), nuri Tanimbar (Eos Reticulata),
kakatua Tanimbar (Cacatua goffini), jalak (Aploni crassa),
kakatua manila (Cacatua goffini), burung anis (Zoother machiki),
elang (Spiezaetus sp), burung gosong (Megaphodius sp).
Gambar 7. Pombo (Ducula bicolor) dan Kakatua
Tanimbar
(Cacatua goffini), satwa endemik Maluku
(Sumber: 33provinsi-profilkehutanan.pdf)
Di samping itu
ditemui juga babi rusa (Babyrousa babyrousa), rusa timor (Cervus
timorensis), kus-kus (Phalanger orientalis), rusa (Cervus sp)
babi hutan (Suscrova sp), biawak Ambon (Varanus sp)
soa-soa (Hydrosaurus amboinensis), tikus berkantong, ular piton (Python
sp), kangguru pohon (Dendrola sp), buaya, kambing hutan, ayam
hutandan biawak.