Kamis, 01 Juni 2017

MALUKU

A.    Kondisi Fisiografis Provinsi Maluku
1.      Batas  dan Luas Wilayah Provinsi Maluku

Gambar 1.Provinsi Maluku
(Sumber: https://sujarman81.files.wordpress.com/2011/08/maluku1.jpg)
Provinsi Maluku adalah salah satu dari 35 provinsi yang ada di  Indonesia, terletak di sebelah timur dengan ibukotanya adalah Ambon. Secara astronomis Provinsi Maluku berada pada 3°LU-3°LS dan 124°BT-129°BT. Pada tahun 1999, sebagian wilayah Provinsi Maluku dimekarkan menjadi Provinsi Maluku Utara, dengan ibukota di Sofifi. Provinsi Maluku terdiri atas gugusan kepulauan yang dikenal dengan Kepulauan Maluku. Luas Wilayah Provinsi Maluku secara keseluruhan adalah 581,376 Km2 dan luas daratan 54,185 Km2. Dengan kata lain, wilayah Provinsi Maluku sekitar 90% laut dan 10% darat. Provinsi Maluku merupakan daerah kepulauan yang terdiri dari 637 pulau dan dari jumlah pulau tersebut terdapat pulau-pulau yang tergolong pulau-pulau besar.
a.       Sebelah utara : Laut Seram dan Provinsi Maluku Utara
b.      Sebelah timur: Irian Jaya
c.       Sebelah selatan: Timor Leste dan laut Timor
d.      Sebelah barat: Laut Sulawesi dan Sulawesi Tenggara

2.      Keadaan Iklim dan Cuaca
      Provinsi Maluku mengenal 2 musim yakni : musim barat atau utara dan tenggara atau timur yang di selingi oleh dua macam pancaroba yang merupakan transisi kedua musim tersebut. Musim barat di Maluku berlangsung dari bulan Desember sampai bulan Maret, sedangkan bulan April adalah masa transisi ke musim tenggara. Musim tenggara berlaku rata-rata 6 bulan berawal dari bulan Mei dan berakhir pada bulan Oktober. Masa transisi ke musim barat adalah pada bulan November. Keadaan musim tidak homogen dalam arti setiap musim berlaku di daerah ini memberikan pengaruh yang berbeda-beda pada daratan maupun lautannya. Temperatur rata-rata 26,2 C (di Maluku Tenggara terutama pada musim hujan). Berdasarkan klasifikasi Koppen, iklim di Maluku tergolong type Alpa, dan hanya sebagian kecil yang tergolong type Ae, seperti daerah-daerah Obi, Tual dan Dobo. Sedangkan berdasarkan klasifikasi Schmid Ferguson, iklim di Maluku tergolong tipe A dan B dan hanya sebagian kecil saja tergolong tipe C seperti Daerah Tual ( Maluku Tenggara ).
Keadaan curah hujan di Maluku dapat dibagi 4 kategori :
a.        Curah hujan 1.000 mm/tahun,terjadi di Pulau Wetar dan sekitarnya.
b.      Curah hujan antara 1.000 - 2.000 mm / tahun, terjadi di Pulau Babar, Pulau Tanibar, Pulau Aru dan sebagian Pulau Buru, Kepulauan Sula, Bacan dan sekitar Pulau Tobelo.
c.       Curah hujan antara 2.000 - 3.000 mm / tahun, terjadi di Pulau Seram, Gorom, Obi, Morotai dan Kei Kecil.
d.      Curah hujan lebih dari 3.000 mm / tahun terdapat di Pulau Lease, Pulau Kei kecil, Pulau Ambon dan Kao.
3.      Topografi
Keadaan topografi di Provinsi Maluku secara umum  berbukit-bukit sepanjang garis  pantai menuju dataran tinggi, karakteristik wilayah ini dipengaruhi oleh adanya  pertemuan dua buah lempeng bumi yang disebut dengan Sirkum Pasifik dan Mediterania. Karakteristik tersebut menjadikan wilayah ini hampir 70 persen terdiri dari dataran tinggi dengan ketinggian yang bervariasi. Daratan Provinsi Maluku tidak terlepas dari gugusan gunung yang terdapat hampir di seluruh kabupaten/ kota, yang berjumlah empat gunung. Gunung yang tertinggi yaitu Gunung Binaya dengan ketinggian 3.055 m, terletak di Pulau Seram, Kabupaten Maluku Tengah. Gunung lainnya adalah Salahutu di Pulau Ambon, Gunung Api di Pulau Banda, dan Gunung Kapala Madan di Pulau Buru.
4.      Bentangan Alam Provinsi Maluku
a.       Gunung dan Pegunungan
                                                                          i.      Gunung Binaia
                                      

Gambar 2.Gunung Binaia
(Sumber: https://id.wikipedia.org/wiki/Gunung_Binaia)
Gunung Binaia atau Binaiya atau Binaija adalah sebuah gunung yang terletak di Pulau Seram, Maluku di negara Indonesia. Gunung Binaiya merupakan gunung  tertinggi di Provinsi Maluku dengan ketinggian 3.055 meter di atas permukaan laut (mdpl) masuk ke dalam wilayah Kabupaten Maluku Tengah. Provinsi Maluku. Gunung ini membentang di Pulau Seram dan masuk ke  dalam lingkup Taman Nasional Manusela yang mempunyai luas 189.000 hektar, atau sekitar 20% wilayah Pulau Seram. Gunung Binaiya juga dikenal dengan nama 'Mutiara Nusa Ina'. Gunung Binaia memiliki rata-rata curah hujan 2.000 mm/ tahun dengan musim hujan antara bulan november dan april
                                                                       ii.      Gunung Kalamadan
                                        
                     
Gambar 3.Gunung Kalamadan
(sumber: http://nusantaramont.yu.tl/files/gunc39angkepalamadan.jpg)
Gunung Kapalamadan adalah sebuah gunung yang terletak di Pulau Buru, tepatnya di Kecamatan Kepala Madan, Kabupaten Buru Selatan, Provinsi Maluku dengan ketinggian 2.729 mdpl.
                                                                      iii.      Gunung Sahuwai
                                        

Gambar 4.Gunung Sahuwai
(Sumber: http://epictio.com/wp-content/uploads/2016/01/Gunung-Sahuwai.jpg)
Gunung Sahuwai adalah sebuah gunung yang terletak di Pulau Seram, tepatnya di Kecamatan Seram Barat, Kabupaten Seram Bagian Barat, Provinsi Maluku. Memikili ketinggian 1.006 mdpl. Kawasan hutan Gunung Sahuwai ditetapkan sebagai kawasan konservasi dengan status sebagai Kawasan Suaka Alam berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kehutanan Nomor : 805/Kpts-II/1993 tanggal 30 Nopember 1993, dengan luas sekitar 18.620 ha. Beberapa kondisi sumberdaya alam yang merupakan potensi Suaka Alam Gunung Sahuwai, antara lain:
·         Memiliki jenis tumbuhan dari tipe vegetasi hutan dataran rendah dan hutan musim, antara lain seperti Kayu Linggua (Pterocarpus indicus), Damar (Agathis sp.), Kenari (Canarium sp.), Gofasa (Vitex coffasus), Kayu Besi (Intsia spp.), Anggrek Alam (Dendrobium spp., Calanthe spp.) dan berbagai jenis Palma.
·         Memiliki berbagai jenis satwa liar endemik Pulau Seram seperti Kuskus (Phalanger spp.), Kakatua Seram (Cacatua molucensis), Nuri Kepala Hitam (Lorius domicelus), Perkicit Hijau (Trichoglosus haematodus), Kesturi Merah (Eos bornea), Kasuari (Casuarius casuarius), Rusa (Cervus sp.), Babi Hutan (Sus scrova) dan berbagai jenis Kupu-kupu.
b.      Sungai
Secara spesifik pulau-pulau yang ada di wilayah Maluku merupakan pulau-pulau yang mengelompok secara bersama dan memiliki karateristik yang heterogen. Karakter yang saling berbeda antara satu pulau dengan pulau lainnya disebabkan oleh perbedaan aspek geografis, fisik, iklim, sosial, budaya, dan etnis serta tahapan perkembangan ekonomi wilayahnya. Sungai-sungai besar yang terdapat di Maluku antara lain: sungai Apu, Masiulang, Ruata, Sapalewa, dan Sapolewa. Adapun danau sebanyak sebelas danau yaitu danau Tihu (Maluku Tenggara Barat), danau Abiel, Ngilngof, Fan, Ohoillim (Maluku Tenggara), danau Tihu, Telaga Raja, Tihu Suli, Kaitetu (Maluku Tengah), danau Rana (Buru), dan danau Laha (Ambon).
                           
                   
Gambar 5. Danau Rana di Pulau Buru
5.      Flora dan Fauna
Di Maluku terdapat dua formasi hutan yaitu hutan tropika basah selalu hijau dan hutan musim. Pada hutan musim di Maluku diperkirakan terdapat 30 – 80 species per hektar, sementara pada hutan hujan tropika basah selalu hijau terdapat 210 – 356 species per hektar (tergantung pada habitat). Di samping flora berkayu jenis komersial sebagaimana telah diuraikan sebelumnya, jenis flora lain yang terdapat di Maluku adalah kayu marsegu (Neucleaorientalis croton), salimuli (Cordia subcordata), gumira pantai (Premna corymbosa), sayur putih (Pisonia alba), kayu mata ikan (Hernandia peltata), hutung (Baringtonia asiatica), beringin (Ficus benjamina), dadap (Erythrina variegata) cemara laut (Casuarina sp) bakau (Rhizopora sp) kira-kira (Xylocarpus granatum), kayu cina (Casuarina sumatrana), gaharu (Aquilaria filaria dan Aquilaria gyrinops verstegii), rotan (Metroxylon sp), kayu putih (Melaleuca leucadendron), pala (Myristica fragrans), anggrek alam (Dendrobium spp, Calanthe spp), anggrek Larat (Dendrobium palaennopsis), jenis palma, akasia (Acacia sp), lamun dan rumput laut, waru laut (Hibiscus tiliaceus), pandan laut (Pandanus sp) bakung laut (Crinum asiaticum), kayu tongke (Bruguiera gymnrhiza), kayu nani (Merosidoros sp), dan sagu (Metroxylon sp).

Gambar 6. Anggrek Larat (Dendrobium phalaenopsis), flora asli Maluku
(Sumber: 33provinsi-profilkehutanan.pdf)
Adapun jenis fauna diantaranya fauna perairan seperti ikan puri (Stolephorus sp), momar (Decapterus sp), komu (Auxis thzard), lema (Rastreliger kanagurta), jenis-jenis lolasi (caesionidae), moluska seperti kima (Tridacnidae sp), bia jalang (Strombus luhuanus), lola (Trochus niloticus), bia kambing (Lambis sp), bia gengge (Nautilus pompilius), ketam kelapa (Birgus latro) dan jenis lain dari Cypreanidae, Strombidae, dan Connidae.
Jenis-jenis burung sepertiburung Pombo (Ducula bicolor), perkici Buru (Charmosyna toxopei), kring-kring Buru (Prioniturus mada), elang laut perut putih (Heliaectus leucogaster), angsa batu berkaki merah (Sula sula) pelikan (Pelicanus sp), belibis (Anus sp), raja udang (Halcyon sancta), raja udang hutan (Halcyon macleayii), elang (Spiezaetus sp), burung gosong (Megaphodius reinwardtii), kakatua Seram (Cacatua molucensis), nuri kepala hitam (Lorius domicelus), perkicit hijau (Trichoglosus sp), kesturi merah (Eos borneo), kasuari (Casuarius casuarius), perkicit pelangi (Trichoglosus haematodus), perkicit pipi merah (Charmosyina placentis), nuri Kei Kecil (Micropsitta sp), kakatua raja (Probosciger sp), kakatua jambul kuning (Cacatua galerita eleonor), cendrawasih kuning kecil (Paradisaea minor), nuri kepala hitam (Lorius domichella), nuri Tanimbar (Eos Reticulata), kakatua Tanimbar (Cacatua goffini), jalak (Aploni crassa), kakatua manila (Cacatua goffini), burung anis (Zoother machiki), elang (Spiezaetus sp), burung gosong (Megaphodius sp).

Gambar 7. Pombo (Ducula bicolor) dan Kakatua Tanimbar
(Cacatua goffini), satwa endemik Maluku
(Sumber: 33provinsi-profilkehutanan.pdf)

Di samping itu ditemui juga babi rusa (Babyrousa babyrousa), rusa timor (Cervus timorensis), kus-kus (Phalanger orientalis), rusa (Cervus sp) babi hutan (Suscrova sp), biawak Ambon (Varanus sp) soa-soa (Hydrosaurus amboinensis), tikus berkantong, ular piton (Python sp), kangguru pohon (Dendrola sp), buaya, kambing hutan, ayam hutandan biawak.